Jumat, 03 Agustus 2012

SUZANNA, RATU FILM HOROR INDONESIA YANG MELEGENDA




Film horor Suzanna, film horor kebanggaan negeri. Diluar konteks banyak adegan seronok atau tidak, film horor yang
dibintangi Suzanna sangat melegenda dinegeri ini. Setiap adegan dalam film menggambarkan suasana horor yang khas Indonesia.






 Film Horor Suzanna Yang Melegenda


 Cerita misteri, memang tidak pernah habis untuk dibahas. Setiap ceritanya selalu menarik untuk didengarkan. Mengerikan memang, tak jarang bahkan menghadirkan rasa ketakutan yang berlebih, tapi tetap saja, banyak orang yang berminat untuk mengetahui cerita-cerita misteri.

 Maka dari itu, tidak heran bila cerita misteri dalam film horor masih banyak diminati. Seram tapi penasaran, Menakutkan tapi sayang jika dilewatkan. Ada perasaan semacam itu yang menempel pada setiap cerita atau film horor, termasuk film horor Suzanna.

 Keberadaan film horor yang dibintangi Suzanna selalu berhasil menarik perhatian banyak masyarakat Indonesia. Meskipun ditayangkan di zaman sekarang ini. Padahal, sekarang ini, keberadaan film horor di Indonesia sudah sangat marak, tapi film horor milik Suzanna tetap mendapatkan tempat di hati masyarakat.

 Film horor yang dibintangi Suzanna memang tergolong sebagai film Indonesia zaman dulu. Variasi film horor di tanah air ini pun belum begitu marak seperti saat ini. Dan artis yang bersedia memerankan tokoh hantu, rasanya juga tidak begitu banyak. Suzanna adalah salah satunya.

 Faktor-faktor tersebutlah yang pada akhirnya mengantarkan Suzanna menjadi bintang horor Indonesia paling legendaris. Ikon horor, mengerikan menempel kuat pada sosok wanita cantik itu. Suzanna benar-benar seperti jelmaan “makhluk gaib” di Indonesia. 

 Aura yang dimiliki oleh Suzanna benar-benar kuat. Perpaduan antara dirinya dan peran-peran mengerikan pada beberapa film, merupakan perpaduan yang pas. Film horor Suzanna pun menjadi legenda perfilman horor Indonesia. Semua angkat topi untuk setiap aktingnya di film-film horor tersebut. 




 Film Horor Suzanna, Kiprah Suzanna Di Film Horor


 Suzanna tentu saja bukan aktris kacangan. Ia pernah menyabet penghargaan bergengsi dalam dunia perfilman. Namun, jalan aktrisnya lebih membawanya ke predikat pemain film horor dengan bumbu seks. Sundel Bolong, itulah film yang melambungkan namanya.

 Terlahir di Bogor 14 Oktober 1942 dengan nama lengkap Suzanna Martha Frederika van Osch dan meninggal di Magelang pada 15 Oktober 2008. Sepanjang kariernya di dunia perfilman, Suzanna telah membintangi tak kurang dari 42 judul film.

 Film pertamanya Darah dan Doa (1950) dan film terakhirnya Hantu Ambulance (2008). Di antara film-film tersebut, beberapa menjadi ikon film Indonesia pada zamannya dan berhasil menyedot jutaan penonton, seperti, Bernafas dalam Lumpur (1970), Beranak dalam Kubur (1971), dan Sundel Bolong (1981).

 Nama-nama film horor Suzanna di atas, benar-benar artefak perfilman horor Indonesia yang tidak bisa ditampik. Itu adalah kekayaan dunia perfilman Indonesia. Di saat, pemain-pemain Indonesia kini masih menjadi penonton, Suzanna sudah berhasil melahirkan beberapa judul film. Dan film-filmnya tersebut masih diingat hingga kini.

 Kemampuan akting aktris berdarah Belanda, Jerman, Jawa, dan Manado ini dibuktikan ketika pada Festifal Film Indonesia (FFI) 1960 ia meraih penghargaan sebagai Aktris Anak-Anak Terbaik lewat film Asmara Dara (1958).

 Pada tahun itu pula ia meraih penghargaan Best Child Actress pada Festifal Film Asia lewat film yang sama. Suzanna merupakan aktris anak-anak pertama dari Indonesia yang meraih penghargaan nasional dan Internasional sekaligus melalui film yang sama.

 Selain kedua penghargaan di atas, Suzanna yang selalu tampak awet muda ini masuk dalam nominasi Pameran Utama Wanita Terbaik FFI 1979 lewat film Pulau Cinta dan nominasi untuk kategori yang sama pada FFI 1982 melalui film Ratu ilmu Hitam.

 Penghargaan yang didapatkan Suzanna dari film-film yang dibintanginya memang tidak begitu banyak. Meskipun demikian, Suzanna tidak berhenti berakting. Ia tetep menjalankan profesinya sebagai aktris horor.





 Film Horor Suzanna, Suzanna Si Ratu Horor Indonesia


 Dalam perjalanan karirnya, predikat aktris terbaik bukanlah penentu dalam melambungnya nama Suzanna di jagat perfilman Indonesia. Namanya terkenal bukan karna penghargaan-penghargaan tersebut, melainkan karna perannya sebagai hantu sundel bolong lewat film sundel Bolong dan film-film selanjutnya yang sejenis dengan peran sebagai hantu yang sama.

 Tercatat Suzanna memainkan lakon sebagai sundel bolong berikutnya dalam film Telaga Angker (1984), Malam Jum’at Kliwon (1986), dan Malam satu Suro (1988). Dalam film-film tersebut, Suzanna rela didandani mirip hantu sungguhan. Dengan rambut panjang tergerai yang acak-acakan, bulatan hitam menggelam di daerah matanya, belum lagi ia harus berekspresi sedatar-datarnya, sesadis-sadisnya, dan sedingin-dinginnya.

 Hal-hal tersebut harus dilakukan Suzanna agar aktingnya sempurna. Sebagai seorang aktris profesional, ia tentu tidak ingin menurunkan kualitas aktingnya, dan ia juga tidak ingin, film horor yang dibintanginya tidak menyeramkan sama sekali.

 Dalam film-film horor Suzanna, rata-rata wanita ini memerankan sebagai sosok wanita yang teraniaya. Ia kemudian bernasib na’as, dibunuh, dan kemudian menjadi arwah. Jalan cerita selanjutnya tentu bisa ditebak, bukan? Ya. Si arwah tersebut menuntut balas. Membunuh satu per-satu mereka yang jahat padanya semasa hidup.

 Sundel bolong sendiri diceritakan sebagai sosok hantu yang berwujud perempuan. Sang hantu memakai gaun putih panjang, wajahnya pucat seram, rambut tergerai panjang, dan punggungnya bolong hingga tembus ke depan. Punggungnya yang bolong itu berdarah-darah dan membusuk hingga dipenuhi belatung-belatung besar yang bergerak-gerak.

 Di samping sebagai sundel bolong, Suzanna juga berperan sebagai hantu, makhluk jadi-jadian, atau perempuan berkekuatan gaib dalam film Ratu ilmu Hitam (1981), Nyi Blorong (1982), Perkawinan Nyi blorong (1983), Ratu Sakti Calon Arang (1985), Bangkitnya Nyi Roro Kidul (1985), Petualangan Cinta Nyi Roro Kidul (1986), Santet (1988), Ratu Buaya Putih (1988), Wanita Harimau (1989), Pusaka Penyebar Maut (1990), Titisan Dewi Ular (1990) Perjanjian di Malam Keramat (1991), dan Ajian Ratu Laut Kidul (1991).

 Umumnya film-film horor Suzanna disutradarai oleh Sisworo Guatama Putra. Sutradara ini pun namanya kondang sebagai spesialis film horor—kendati ia juga menyutradarai film ber-genre lain.

 Sementara sang pemeran, Suzanna, hingga sekarang masih tetap memegang predikat Ratu horor Indonesia. Predikat yang belum tergantikan oleh para pendatang baru yang juga memilih genre horor. Nama Suzanna tetap menjadi jaminan kualitas sebuah cerita horor.




 Tema Cerita Dalam Film Horor Suzanna


 Hampir keseluruhan film horor Suzanna mempunyai kemiripan tema cerita: sundel bolong yang balas dendam karena sebelumnya ketika ia masih hidup sebagai manusia biasa, pernah diperkosa, dia dan/atau anggota keluarganya dibunuh, atau diperlakukan tidak adil.

 Kemudian akibat perbuatan terkutuk itu, si manusia yang telah terbunuh atau bunuh diri karena putus asa, rohnya bangkit dan berubah wujud menjadi hantu atau makhluk gaib lainnya. Makhluk gaib ini kemudian menuntut balas kepada para pelaku yang telah menyakitinya sampai semua pelaku tewas menemui ajal dengan cara yang mengenaskan.

 Bumbu seks biasanya kental dalam film-film horor Suzanna. Kisah awal pemerkosaan yang mematikannya. Namun, horor dan seks tak membuat film-film Suzanna melupakan unsur humor. Sutradara sepertinya sadar betul, bahwa perpaduan antara horor , seks, dan humor akan melahirkan sebuah film yang seru untuk disaksikan.

 Unsur humor selalu dimunculkan, terutama lewat tokoh komedi Betawi seperti Bokir, Nasir, Mpok siti, juga Dorman Borisman yang membawakan aksen Batak. Terkesan dipaksakan memang, tapi sebagai penyedap, cukup memberi relaksasi bagi penonton yang telah tegang dengan horor dan seks.

 Ya. Itulah Suzanna. Nama yang selalu mengingatkan kita untuk bernostalgia dengan film-film horor masa lalu. Meskipun sudah berkali-kali ditayangkan di televise, film horor Suzanna tetap menawarkan sensasi kengerian yang tidak bisa disandingkan dengan film horor yang lain.







2 komentar: