Kamis, 27 Desember 2012

Tongkat Keramat Bung Karno





Bung Karno memang sosok yang sangat berpengaruh serta memiliki kharisma yang sangat besar. Jika diperhatikan, ada satu ciri khas yang melekat pada Bung Karno yaitu kemana pun ia pergi, dirinya
selalu membawa tongkat komando. Dalam bidang kemiliteran melihat posisinya sebagai panglima tertinggi adalah hal yang wajar jika ia sering terlihat memegang tongkat komando. Namun, lain halnya dari kacamata spiritual. Bagi kalangan yang percaya akan hal-hal yang berbau mistis, mereka percaya bahwa tongkat komando Bung Karno bukanlah tongkat biasa.

 Tongkat komando Bung Karno adalah tongkat sakti, yang berisi keris pusaka ampuh. Bahkan, kayu yang di buat sebagai tongkat pun bukan sembarang kayu. Melainkan kayu pucang kalak. Pucang adalah jenis kayu, sedangkan kalak adalah nama tempat di Selatan Ponorogo atau Utara Pacitan. Di Pegunungan Kalak terdapat tempat persemayaman keramat, di atas persemayaman itulah tumbuh pohon pucang.

 Memang ada begitu banyak jenis kayu pucang, tetapi pucang kalak dipercaya memiliki ciri khas yang berbeda. Salah satu cara untuk mengetahui keaslian kayu pucang kalak adalah dengan memegang kayu di atas permukaan air. Jika bayangan di dalam air menyerupai seekor ular yang sedang berenang, maka berarti kayu pucang kalak itu asli. Tetapi jika yang tampak dalam bayangan air adalah bentuk kayu, itu artinya bukan pucang kalak, melainkan pucang biasa yang banyak tumbuh di mana-mana.

 Demikianlah sudut pandang mistis masyarakat spiritual terhadap tongkat pusaka Bung Karno. Sehingga, tidak sedikit yang menghubungkan tongkat pusaka tersebut dengan besarnya pengaruh Bung Karno, kemampuannya menyirap kawan mau pun lawan serta kesaktiannya sehingga bisa lolos dari beberapa kali usaha pembunuhan.

 Berkali-kali Bung Karno berkata bahwa tongkat pusakanya tidak memiliki kemampuan sakti. "Itu hanya kayu biasa yang aku gunakan sebagai bagian dari penampilanku sebagai pemimpin dari sebuah negara besar." tutur Bung Karno pada penulis biografinya, Cindy Adams pada suatu saat di Istana Bogor.
 Bung Karno sendiri memiliki tiga tongkat komando yang bentuknya sama. Satu tongkat yang biasa ia bawa keluar negeri, satu tongkat untuk berhadapan dengan para jenderalnya dan satu tongkat untuk ia berpidato. Namun, kala keadaan buru-buru dan harus pergi yang kerap ia bawa adalah tongkat sewaktu ia berpidato. Pernah suatu saat Presiden Kuba, Fidel Casto memegang tongkat Bung Karno dan bercanda, "Apakah tongkat ini sakti seperti tongkat kepala suku Indian ?" Bung Karno cuma tertawa saja.

 Tetapi jika berbicara tentang kesaktian Bung Karno, itu sangat jelas. Peristiwa paling menggemparkan bagi publik adalah saat Bung Karno di tembak dari jarak dekat pada sholat Idul Adha. Tembakan itu meleset dan ini yang jadi heboh, bagaimana bisa karena penembaknya adalah seorang jago perang terlatih, kenapa menembak dari hanya jarak 5 meter tapi tidak kena. Di radio-radio saat itu ketika berlangsung sidang pengadilan penembakan Bung Karno, terungkap Bung Karno membelah dirinya menjadi lima sehingga penembak bingung 'mana Bung Karno' ?

 Kesaktian Bung Karno sebenarnya adalah kesaktian tiban. Tiban adalah suatu istilah Jawa bahwa kesaktian itu tidak dipelajari. Waktu lahir Bung Karno bernama Kusno, ia sakit keras kemudian diganti nama Soekarno. Setelah sehat, datanglah kakek Bung Karno. Hardjodikromo dari Tulungagung untuk berjumpa dengan Bung Karno kecil, saat itu sang kakek melihat ada sesuatu yang lain di anak ini. Kakek Bung Karno sendiri adalah seorang yang sakti, ia bisa menjilati baqga api pada sebuah besi yang menyala. Rupanya di lidah Bung Karno ada kemampuan lebih yaitu mengobati orang, Bung Karno di coba untuk mengobati bagian yang sakit dengan menjilat.

 Kakek Bung Karno tahu bahwa kesaktian ini harus diubah supaya cucunya jangan hanya menjadi dukun, tapi menjadi seorang yang amat berguna untuk bangsanya.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar