Rabu, 04 Juli 2012

HANTU CERMIN





Setiap malam, ia adalah orang terakhir yang meninggalkan kantor. Ia selalu memutar musik dari komputernya sambil menyeduh cangkir
kopinya yang ketiga. Pendingin ruangan telah dimatikan sejak setengah jam yang lalu. Lagu Baju Pengantin milik Chrisye mengalun pelan di seluruh lantai kantor yang senyap. Burhan berjalan ke toilet untuk buang air kecil dan merapikan kemejanya yang selalu berantakan setiap kali ia duduk terlalu lama. Perutnya yang buncit membuat kancing-kancing kemejanya kian sesak dan pinggangnya terus mendesak. Ia membasuh wajahnya di washtafel dan melihat sosoknya sendiri di cermin. Rambutnya menipis. Kerut-kerut wajah mulai jelas terlihat. Ia bahagia menghabiskan 20 tahun hidupnya sebagai pegawai keuangan di perusahaan tambang milik negara. Ia bahagia membiarkan gula darahnya terus melonjak dan wajahnya kian berminyak. Ia bahagia, sebab bulan depan kantor akan memberikannya jatah haji karyawan, akhirnya, setelah bertahun-tahun mengantri. 

 Tetapi apa yang paling membuat Burhan bahagia adalah bekerja hingga larut malam dan digoda oleh hantu perempuan penunggu kantornya. Ia merasakan kenikmatan setiap bulu kuduknya merinding. Setiap ia melihat kelebat sosok berbaju putih dan berambut hitam panjang melintas dengan gerakan yang sangat halus di sela-sela kubikel. Awalnya ia ketakutan setengah mati ketika pertama kali memergoki sesosok perempuan bermata putih merangkak di langit-langit meja kerjanya pada suatu malam. Ia bersumpah kepada atasannya untuk dipindahkan saja ke kantor pusat yang gedungnya lebih baru dan terang-benderang. Tetapi ia begitu mencintai tempat kerjanya ini. Sebuah gedung milik BUMN yang dibangun sejak tahun 70-an. Seiring dengan waktu, hantu perempuan itu menjadi kawan yang setia menemaninya bekerja hingga larut. Tetapi sayang, sebagai mahluk halus tentu ia tidak bisa memijat pundaknya, apalagi membuatkan kopi,





Tidak ada komentar:

Posting Komentar