Minggu, 15 Juli 2012

Melacak Setan di Serambi Masjid







Apa Setan Itu???, hayooo siapa yang bisa jelasin???

 Usai sholat subuh berjamaah, aku berkumpul dengan dua sahabat lama yang kebetulan pulang kampung. Thema kultur atau kuliah
ngelantur pagi itu adalah setan. Setan yang selalu jadi kambing hitam sepertinya juga hadir mendengar sarasehan pagi itu. Mungkin bagi dirinya setan sangat senang kala dirinya di’ghibahkan’ oleh bangsa manusia. Sehingga dosa-dosanya sedikit banyak akan diampuni oleh Tuhan.

 “Kalau menurut saya, setan itu tidak dapat dibelenggu kala kita berpuasa. Karena memang setan itu ditugaskan oleh Tuhan supaya mengganggu dari berbagai penjuru terhadap diri manusia. Jadi kalau tidak ada yang mengganggu puasa kita tidak berkualitas..” tutur Suwandaru teman saya

 “Kalau menurut saya, setan itu sebenarnya hawa nafsu kita yang berupa keinginan, untuk berbuat ingkar atau melanggar di jalan Allah. Jadi kalau kalian dapat mengendalikan keinginan-keinginan jahat itu, maka berarti setan yang ada dalam nafsumu itu berhasil dibelenggu. Yaitu dibelenggu dengan niat suci untuk tidak melakukan perbuatan ingkar selama bulan puasa” kataku berdalih

 “Tapi juga ada lho Pak, setan itu yang berunjuk rasa pada Tuhan. Dia protes, karena sekarang ini banyak yang kena PHK oleh juragan setan yang bernama iblis. Dia protes, ‘ Tuhan!, manusia sekarang itu sudah melampau batas. Masak sih al-Quran dikorupsi, itu kan berarti merampas pekerjaan saya?’… ‘oh kalian harus bersyukur… kata kiyai ustad setan… itu akan meringankan pekerjaan kalian’ lanjut kiyai setan”

 “Lha sekarang begini. Kalau ada orang kesurupan itu sebenarnya siapa yang masuk dalam tubuhnya?”

 “Itu setan yang melampaui batas. Lha wong jelas-jelas dia itu tinggal di perasaan manusia, lha kok malah tinggal di luarnya, itu namanya setan melampaui batas” kata temanku lagi”

 “Makanya, setan itu sebenarnya sekali lagi, adalah pikiran kotor. Jadi dia bukan berupa makhluk yang memiliki badan wadag seperti manusia. Dia berupa kenikmatan dunia yang melupakan manusia berdoa dan berzikir pada Allah. Jadi kalau dia sampai kesurupan, berarti nafsu jahatnya lebih dominan, sehingga pikirannya terus melayang memenuhi seluruh serambi hatinya. Nah!, ketika hati itu tidak kuasa menampungnya, maka reflek mulutnya secara fisik berteriak-teriak yang diistilahkan kesurupan tadi…”

 “Tapi kenapa ketika dibacakan ayat al-Qur’an kok dia ada yang bisa tenang?”

 “Yah, barangkali setan yang masuk dalam hatinya, masih ketitipan iman. Jadi begitu mendengar ayat itu dia diam. Tapi, ya jangan kemudian disimpulkan bahwa di kemudian hari dia nggak kesurupan lagi. Sebab ketika dia stres berat, maka dia bakal kesurupan lagi… dan seterusnya….” jelas teman yang juga ustadz di kampungku

 “Lha sampeyan kok tahu?” tanyaku

 “Barangkali dia temannya setan ‘kali” sahut temanku ngawur

 “ha…ha…ha…..” tiga setan di serambi masjid tertawa ngakak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar